Kita sering berpura-pura Bila dengan cerita di Timur Tengah kita pura-pura marah dengar saudaranya mati di hujung dunia angkara seteru yang jelas di Al Quran tapi lebih marah bila ditegur imannya
Di sana… anak-anak kecil bertarung nyawa di jalanan baru mengenal dunia rupanya fana entah di mana ayah di mana ibu di mana sanak saudara tidak sempat merasa buai lantas bangun mempertahan maruah bangsa dan agama untuk seluruh dunia sebutir batu digenggam erat berbekal kalimah Allahu akhbar! Allahu akhbar! mendabik dada pada Zionis yang mabuk darah
Mengapa dibeban kepada si tua dan si kecil itu yang kebulur dan patah kakinya tiada daya menarik picu senjata yang berkarat apa lagi mengalasnya di ubun kepala mana saudara seagama serata dunia?
Lantas kita pura-pura marah lagi pegang bendera di tengah jalan tapi enggan pegang senjata itu kerja pengganas katanya.
Kita pura-pura benci tapi harta di rumah jenama yahudi
Kita pura-pura kasihan tapi enggan hulur bantuan.
Kita pura-pura sedih penderitaan saudara mati kelaparan tapi nasi basi bertaburan di halaman
Kita pura-pura ingin berjuang tapi masih berpeluk tubuh.
Kita pura-pura berani mati tapi hanya di jalan raya
Kita pura-pura simpati tapi hanya di depan TV
Ada orang ingin berjuang Tapi digelar petualang bangsa pengganas seantero dunia ada lambaian jihad ah! itu kerja gila katanya
Itulah umat akhir zaman yang lemah imannya mengaku bakal masuk ke syurga.
Antologi Puisi Luka Gaza, BAHASA SABAH & DBP Sabah, 2008